FULL DRAMA! Aku Memeluk Kesuksesan, Tapi Kehilangan Arti Bahagia
Embun pagi merayapi jendela kaca apartemen mewahku, sejuk dan menyegarkan, tapi tak mampu menembus dinginnya hatiku. Di puncak gedung ini, Kota Shanghai terbentang luas, gemerlap dan menipu. Persis seperti kehidupanku. Aku, Li Wei, memeluk kesuksesan yang dibangun di atas pasir kebohongan.
Dulu, aku hanya anak yatim piatu yang menggantungkan hidup pada belas kasihan paman. Sekarang, aku adalah CEO perusahaan teknologi raksasa, pewaris takhta yang seharusnya menjadi milik Lin Xi, sahabatku sekaligus cinta pertamaku.
Lin Xi... nama itu terukir dalam setiap hela napasku, menjadi bayangan yang selalu menghantuiku. Dia adalah matahari, dengan senyum yang mampu meluruhkan es. Aku, sebaliknya, adalah bulan, hanya memantulkan cahaya yang bukan milikku.
Kebohongan dimulai saat kebakaran melanda rumah paman. Lin Xi, yang seharusnya mewarisi perusahaan, dinyatakan hilang dan kemungkinan besar meninggal. Aku, dengan liciknya, mengambil identitasnya, memanfaatkan kekacauan untuk membangun hidup baru, di bawah nama Lin Xi.
Tapi, bayangan Lin Xi terus mengejarku.
Dinamika antara aku dan Jiang Mei, seorang jurnalis muda yang gigih, menjadi pemicu kegelisahanku. Jiang Mei datang bagai angin badai, mencari kebenaran tentang kebakaran itu, tentang hilangnya Lin Xi. Matanya tajam, penuh curiga. Dia adalah cermin yang memantulkan keburukanku, mengingatkanku pada dosa yang ku pendam dalam-dalam.
"Anda yakin Lin Xi benar-benar meninggal?" tanyanya suatu siang, suaranya pelan tapi menusuk. Aku menelan ludah, berusaha menyembunyikan getar dalam suaraku.
"Tentu saja. Tidak mungkin dia selamat dari kebakaran dahsyat itu," jawabku, terlalu cepat, terlalu yakin.
Jiang Mei tidak percaya.
Hari demi hari, dia menggali lebih dalam, menemukan benang merah yang menghubungkan aku dengan kebohongan itu. Semakin dekat dia dengan kebenaran, semakin menekan pula perasaanku. Aku mencintainya, sangat mencintainya, tapi cintaku dibangun di atas pasir hisap. Jika dia tahu kebenarannya, dia akan membenciku.
Puncaknya terjadi pada pesta ulang tahun perusahaanku. Jiang Mei, dengan berani, menayangkan rekaman suara percakapan antara aku dan paman, yang mengungkap kebenarannya. RUANGAN HENING. Semua mata tertuju padaku.
"Li Wei... atau seharusnya aku memanggilmu... Lin Xi?" desis Jiang Mei, air mata mengalir di pipinya.
Aku tak bisa berkata apa-apa. Kebohongan itu telah runtuh, menimbunku dalam reruntuhan penyesalan.
Kehilangan Jiang Mei adalah harga yang harus kubayar. Dia membenciku, jijik padaku.
Namun, balas dendamku tidak lahir dari amarah, melainkan dari kesadaran yang dingin. Aku menyerahkan semua yang telah ku raih, perusahaanku, kekayaanku, identitasku yang dicuri. Aku menyerahkannya kepada keluarga Lin, kepada mereka yang berhak mendapatkannya.
Aku pergi dari Shanghai, meninggalkan Jiang Mei dan semua kebohongan di belakangku. Aku memulai hidup baru, dengan nama asliku, Li Wei.
Beberapa tahun kemudian, aku mendengar kabar tentang kesuksesan Jiang Mei. Dia menjadi jurnalis terkenal, mengungkap kebenaran di balik kebohongan.
Aku tersenyum, senyum yang menyimpan perpisahan. Balas dendamku bukan tentang menghancurkan Jiang Mei, melainkan tentang membebaskan diriku sendiri. Aku memilih untuk hidup dengan penyesalan, daripada terus hidup dalam kebohongan.
Aku menatap matahari terbenam, dan membisikkan satu kalimat yang akan terus menghantuiku:
Apakah Lin Xi yang asli akan memaafkanku?
You Might Also Like: 97 Taming Mighty Spino In Ark Survival
