Dracin Terbaru: Kau Melangkah Menjauh Dari Sekte, Dan Aku Tinggal Menatap Punggungmu Dengan Bangga Sekaligus Hancur
Dedaunan maple berdansa di pelataran sekte, merahnya mewarnai senja yang menua. Kita, Shifu menyebut kami "dua sisi koin yang sama", berdiri berdampingan di sana. Aku, Lin Wei, dan kau, Bai Qian, saudara seperguruan, sahabat sejati, atau begitulah yang kami pikirkan. Angin berbisik membawa rahasia, dan aku, terlalu bodoh, hanya mendengarnya sebagai melodi persahabatan.
"Wei, hari ini adalah hari yang menentukan," ucapmu, senyummu setipis es di musim dingin. Matamu, biasanya setenang danau, kini berkilat seperti pedang yang diasah.
"Ya, Qian. Ujian terakhir. Siapapun yang berhasil, akan menjadi penerus sekte." Aku membalas, hatiku berdebar bukan karena ambisi, melainkan karena rasa takut kehilanganmu.
Ujian berlangsung sengit. Aura kita beradu, kekuatan kita bertabrakan, tapi di balik semua itu, aku melihat keraguan di matamu. Aku mengalah. Bukan karena aku lemah, tapi karena aku ingin kau menang. Aku ingin kau bahagia. Bodohnya aku.
Kau diangkat menjadi penerus. Semua bersorak. Tapi di balik sorak sorai itu, aku melihat tatapan benci dari tetua sekte, dan aku mendengar bisikan-bisikan tentang ramalan kuno, tentang pengkhianatan, tentang darah.
Malam itu, kau datang ke kamarku. Bulan purnama menyinari wajahmu, mempertegas garis-garis ketegasan dan...kesedihan.
"Wei, aku harus pergi."
"Pergi? Kemana?" Tanyaku, nadaku bergetar.
"Ada hal yang harus kulakukan. Sebuah kewajiban."
"Kewajiban apa? Bukankah kau penerus sekte sekarang? Bukankah kau sudah mendapatkan semua yang kau inginkan?!"
"Bukan itu, Wei. Bukan itu sama sekali. Aku… aku tidak bisa menjelaskannya padamu." Kau menunduk, menyembunyikan matamu.
"Katakan padaku, Qian! APA YANG KAU SEMBUNYIKAN?!"
Kau mengangkat wajahmu, menatapku dengan sorot mata yang membuatku membeku. "Aku adalah keturunan Klan Pengkhianat. Aku ditakdirkan untuk menghancurkan sekte ini."
Kata-kata itu menghantamku bagai petir di siang bolong. Klan Pengkhianat? Legenda terkutuk yang selama ini kami dengar? Itu kau?
"Kau… kau berbohong!" Aku berteriak, menolak mempercayainya.
"Tidak, Wei. Ini kebenaran. Dan aku, harus melaksanakannya."
Kau berbalik, melangkah keluar dari kamarku, menuju kegelapan. Aku hanya bisa menatap punggungmu, punggung yang selama ini aku percayai, punggung yang kini membawa beban pengkhianatan.
Beberapa tahun kemudian, sekte hancur. Dibakar habis oleh api dendam yang kau kobarkan. Aku selamat. Luka-luka fisikku tak sebanding dengan luka di hatiku. Aku menemukan kebenaran yang sebenarnya. Bukan kau yang berkhianat, melainkan aku. Aku adalah keturunan garis darah yang ditakdirkan untuk mengalahkan Klan Pengkhianat. Kau menyelamatkanku, Qian. Kau mengorbankan dirimu, identitasmu, hidupmu, agar aku tidak terbebani takdir.
Sekarang, saatnya membalas dendam. Bukan padamu, Qian. Tapi pada mereka yang membuatmu melakukan ini. Pada tetua sekte yang memanipulasimu, pada ramalan terkutuk yang menghantuimu. Aku akan membalasnya.
Aku berdiri di puncak gunung, menatap reruntuhan sekte. Angin berbisik membawa namamu. Aku memejamkan mata, merasakan sakit yang tak tertahankan.
Aku datang, Qian. Dan aku akan memastikan, kebenaranmu akan terungkap, meskipun aku harus mati karenanya…
You Might Also Like: 0895403292432 Jual Skincare Anti