Drama Populer: Kau Berkata Cinta Ini Kutukan, Tapi Aku Memeluknya Seolah Anugerah
Kau Berkata Cinta Ini Kutukan, Tapi Aku Memeluknya Seolah Anugerah
Bulan purnama menggantung rendah di atas Danau Giok, memantulkan wajah Li Wei dan Zhang Chen yang terpahat sempurna oleh waktu. Sejak kecil, mereka tumbuh bersama di Kuil Langit, bagai dua pohon pinus yang akarnya saling berjalinan di bawah tanah. Li Wei, dengan mata setajam elang dan senyum menyimpan badai. Zhang Chen, kalem bak air, namun menyimpan bara di balik ketenangannya.
"Wei," suara Zhang Chen memecah keheningan. "Kau terlalu terobsesi pada balas dendam. Itu hanya akan menghancurkanmu."
Li Wei tertawa sinis. "Balas dendam? Kau menyebutnya begitu? Ini adalah KEADILAN, Chen. Keadilan untuk ayahku, untuk klan kita yang dibantai."
Mereka berdua tahu rahasia yang membelenggu mereka. Dulu, ayah Li Wei dituduh berkhianat, membocorkan rahasia kekaisaran. Ia dieksekusi di depan mata Li Wei yang masih bocah. Zhang Chen, anak angkat sang Kaisar, bersumpah akan melindungi Li Wei, menjaganya dari dendam yang membara.
Namun, di balik sumpah itu, tersimpan KEBENARAN yang lebih kelam.
Bertahun-tahun berlalu. Li Wei menjadi jenderal yang disegani, sementara Zhang Chen menduduki posisi penting di istana. Setiap pertemuan mereka adalah dansa maut, kata-kata yang terucap adalah SENJATA yang siap melukai.
"Dulu," Li Wei berkata suatu malam, menatap Zhang Chen dengan pandangan menghunus. "Aku pikir kau adalah saudaraku. Tapi sekarang...aku bertanya-tanya, siapa yang sebenarnya menusuk ayahku dari belakang?"
Zhang Chen hanya membalas tatapannya. "Kau tidak tahu apa yang kau katakan, Wei. Aku selalu melindungimu."
"MELINDUNGIKU?" Li Wei mencibir. "Dengan menyembunyikan kebenaran? Dengan membiarkan pembunuh ayahku bebas berkeliaran?"
Rahasia mulai terkuak. Li Wei menemukan gulungan tersembunyi yang membuktikan bahwa ayahnyalah yang sebenarnya menjadi korban fitnah. Dan dalang di balik semua itu...adalah orang yang paling dipercayai ayah Li Wei.
ZHANG CHEN.
Ternyata, ayah Zhang Chen, seorang menteri licik, telah merancang semuanya untuk menjatuhkan ayah Li Wei dan merebut kekuasaannya. Zhang Chen, yang masih muda saat itu, terpaksa menuruti perintah ayahnya demi kelangsungan hidupnya sendiri.
Puncaknya terjadi di malam badai. Li Wei menghadapi Zhang Chen di Kuil Langit, tempat di mana persahabatan mereka dimulai.
"Jadi, semua ini bohong?" Li Wei bertanya dengan suara bergetar, menahan amarah yang siap meledak.
Zhang Chen mengangguk lemah. "Aku…aku tidak punya pilihan, Wei. Aku hanya ingin melindungimu dari kebenaran yang akan menghancurkanmu."
"MELINDUNGIKU?" Li Wei tertawa pahit. "Dengan mengkhianatiku? Dengan membiarkan aku hidup dalam kebohongan?"
Pertarungan pun tak terhindarkan. Pedang beradu, kilat menyambar, seolah alam ikut berduka atas persahabatan yang hancur berantakan. Di akhir pertarungan, Li Wei berdiri di atas tubuh Zhang Chen yang berlumuran darah.
"KENAPA?" Li Wei berteriak, air mata bercampur dengan hujan.
Zhang Chen tersenyum lemah. "Karena...cinta ini memang kutukan, Wei. Tapi...aku MENCINTAIMU lebih dari apapun..."
Dengan satu tebasan pedang, Li Wei mengakhiri hidup Zhang Chen, juga menghancurkan sisa-sisa hatinya. Ia menatap langit yang kelabu, membiarkan hujan membasahi wajahnya. Balas dendam telah terlaksana, tapi ia merasa kosong, lebih kosong dari sebelumnya.
Sebelum benar-benar pergi menghadap sang pencipta, Zhang Chen dengan sisa napasnya berbisik, "Aku tidak pernah menyesal mencintaimu, bahkan jika cintaku ini adalah racun bagimu..."
You Might Also Like: 0895403292432 Agen Skincare Usaha